Entri yang Diunggulkan

KURSUS PIANO, VOKAL, BIOLA, DAN GITAR GURU DATANG KE RUMAH SISWA

Ingin Kursus musik tetapi malas datang ke tempat Kursus? Mau privat di rumah? La Paloma Music Course punya solus...

Senin, 05 Februari 2018

SEJARAH MUSIK YUNANI

YUNANI

                Yunani adalah bangsa yang menyebur dirinya Hellas. Hellas adalah bangsa yang sebagian besar berasal dari suku Indo-Germania. Pada sejarah Yunani, sejarah musik dibagi menjadi 3 kurun waktu, yaitu:

A.      Zaman Mitis (sebelum 1100 SM)

Bangsa Yunani mengganggap seni berasal langsung dari dewa. Dewa dan pelindung kesenian adalah Dewa Apollo. Apollo adalah Dewa dari semangat yang menjadi contoh teladan dari golongan Kitharoden, panglima dari para Musa yaitu Dewa-wanita (Dewi).
Musik adalah kesenian yang utama bagi para Musa (dewi Musik). Semua hal yang diperbuat oleh Dewi-musik seperti birama, irama, dan aturan pada musik, berpadu menjadi keindahan yang bebas dan penuh kebahagian dan yang mengatur ketetapan waktu, seperti melintasnya planet-planet.
Berikut ini adalah nama dari kesembilan Dewi Musik:
1.       Kalliope                        : Dewi Sastra
2.       Kllo                                 : dewi sejarah
3.       Erato                             : Dewi sastra erotis
4.       Euterpe                        : Dewi seni sastra liris
5.       Thalia                            : Dewi Ria-jenaka
6.       Melpomone               : Dewi Drama sedih
7.       Terpsichord                : Dewi Seni tari
8.       Polyhymnia                : Dewi seni musik (olah nada)
9.       Urania                           : Dewi Ilmu bintang
Pada zaman tersebut ada sebutan untuk seorang pengarang drama yaitu “dyonisis” . Pada zaman tersebut  juga memiliki musik yang sangat berisik. Musik tersebut di sajikan oleh suku Bacchant, yaitu para pemuja Kybele yang terdiri dari paduan pauken dan seruling, sangkakala dan symbalo. Mereka memainkan musik pada malam hari dengan penerangan obor dan beramai-ramai memasuki hutan.
Terdapat Foklsong atau musik rakyat yang muncul sebagai satire dengan Syrinx, seruling, castagnet, dan kecel. Dengan cara demikian suku Hellas (bangsa Yunani) diliputi dengan dewa music, mulai dari kusik yang syahdu seperti hymne dari padara dewi-musik sampai music yang paling berisik seperti pada pesta Bacchos.
Menurut mitos Yunani kuno, musik memiliki kekuatan ajaib yang dapat menyempurnakan tubuh dan jiwa raga serta dapat membuat mujizat dalam dunia alamiah dan tidak dapat dipisahkan dari upacara-upacara keagamaan. Contohnya adalah alat music yang terkait pada aliran Apollo dalam Yunani kuno adalah lyra.
Lyra dan cithara adalah alat music petik yang mempunyai tali senar lima sampai tujuh. Keduanya digunakan sebagai pengiring pusi dan sebagai alat music solo. Selain itu ada Aulos. Aulos adalah alat musik tiup yang terbuat dari kayu dan terdiri dari dua pipa, masing-masing mempunyai reed ganda dan lubang jari.
Sebuah lagu menceritakan pertempuran antara Apollo dan naga diperdengarkan oleh pemain Aulos yaitu Sakadas. Dia memainkan lagu tersebut pada pekan Olahraga di Pythia, pada tahun 596 SM. Lagu ini merupakan musik deskriptif pertama yang terdapat dalam sejarah music. Setelah abad ke-5 SM , terdapat perlombaan antara pemain aulos dan kithara yang menghasilkan peningkatan jumlah virtuoso. Beberapa penulis Yunani menganggap bahwa Olympos yang tua adalah penemu turunan nada enharmonis . Sumber peradaban musik pada bangsa Yunani-tua adala Homeros.

B.      Fase kedua (1100-500 SM)
Seniman  pertama yang disebut-sebut dalam masyarakat Yunani adalah Tyrtaeosyang hidup tahun 676 SM dan tampil sebagai penyanyi dan pahlawan dalam perang anatara orang Sparta dengan orang Messenia. Dikatakan juga bahwa ia mengajak teman-teman seperjuangan untuk maju ke medan perang dengan membunyikan sangkakala yang bernada lantang. Hal itu mengejutkan sehingga musuh lari tunggang-langgang.
Nama terpander mengingatkan kepada susunan 4 nada (tetrachord) tetapi oleh Terpander di kembangkan menjadi 7 nada yang mengakibatkan ia menjadi orang tenar seperti ahli seni Yunani yang lainnya. Adapun yang menyatakan bahwa Amphion mendapat kehormatan sebagai orang yang mengembangkan susunan nada dan begitu juga Polytnestos (700 SM) disebut sebagai orang yang menemukan sistem 7 nada.
Berikut ini merupakan tetrachord yang terdapat pada dawai lyra:
 

    
Nada yang terdapat dalam tetrachord 1 kemudian dikembangkan menjadi 7 nada dengan nada e sebagai permulaan dari tetrachord yang baru. Oleh karna itu pada lyra ditambahkan dawai dengan nada baru dan dengan demikian nadanya berjumlah 7.

1.       Tangganada diatonic
Bangsa Yunani membuat tangganada yang disebut dengan tangganada diatonis atau tangga ada asli dari tetrachord. Dasar teori ini diambil dari tetrachord  yang berarti empat dawai. Karna kebiasaan bangsa Yunani menggunakan 4 dawai, maka tetrachod disebut diatonis jika pada empat nada tetrachord itu sekurang-kurangnya terdapat dua langkah nada yang utuh.
a.       Sesudah dua langkah nada yang utuh terdapat setengah nada. Susunan ini dinamakan susunan doris.
b.       Langkah setengah nada terdapat ditengah dua langkah nada yang utuh. Susunan ini dinmakan frigis.
c.       Langkah nada setengah nada sebelum dua langkah nada yang utuh. Susunan ini dinamakn lydis.

Pada ketiga nada pokok ini masih dapat ditambahkan tetrachord lagi. Bila tetrachord ditambah nada diatas, maka hasilnya adalah tangganada hyper-, contohnya hyperdorism. Bila ditambah nada bawa, maka hasilnya adalah tangganada hypo-, contohnya hypofigris. Dengan demikian diperoleh 9 tangganada yaitu:
a.       Hyperdoris = miksolydis
b.       Doris
c.       Hypodoris = eolis
d.       Hyperfrigis
e.       Frigis
f.        Hypofrigis = Yonis
g.       Hyperlydis
h.       Lydis
i.         Hypolydis
Dengan adanya aturan nada maka timbullah bermacam macam skala nada yang diberikan menurut suku bangsa Yunani dan yang kemudian dipakai oleh Gereja untuk music Gregorian. Menurut Aristoteles jenis nada yang tertua adalah Doris dan Frigis.
Namun aristidas dan Plutarchos menganggap jenis nada Lydis sebagai jenis nada yang tertua juga.

2.       Tangganada kromatis dan enharmonis

Bentuk turunan nada kromatis lebih menguntungkan daripada enharmonis karena nada kromatis hanya membagi nada utuh menjadi dua bagian nada-setengah. Kromatis berasalah dari kata “chroma” yang berarti warna.
Turunan nada enharmonis  yang agak mudah dimainkan oleh seruling, ternyata dipakai untuk mengiringi kebaktian karena adanya ketentuan bahwa alat tiup adalah alat utama yang dapat digunakan dalam kebaktian.

3.       Harmoni

Bangsa Yunani terdapat bunyi ganda tetapi sangat terbatas seperti oktaf, kuint, kuart. Mereka sebut symphonia tetapi bunyi dwi nada ini jarang dipergunakan. Harmoni itu adalah rembesan dari seni music Eropa abad pertengahan dan tidak dikenal di Hellas maupun di neara tua yang lain. Hal ini dibuktikan atas dasar pengetahuan tentang perbandingan nada.
Phytagoras merupakan ahli musik pertama yang menunjukkan keselarasan antara perbedaan nada dan proporsi dalam ilmu pasti. Bintang-bintang dilangit pun berjarak dalam proporsi seperti dalam tangganada. Phytagoras menemukan alat yaitu monochord. Alat musik ini hanya memakai satu dawai yang ditegangkan pada suatu kam yang tempatnya dapat digeser sehingga terdengar nada tinggi dan rendah sesuai dengan tempat dan letaknya kam tadi. Maka dengan alat ini  dapat ditunjukkan dengan hubungan ilmu pasti dengan masing-masing nada.
Menurut Phytagoras nada terts itu tidak tergolong interval konsonan tetapi tergolong dalam interval disonan. Trinada konsonan ini dianggap tidak lazim pada aturan tangganada Yunani.

4.       Metrik Yunani
Seluruh metrik Yunani, dalam seni sastra, seni tari, maupun seni music berdasarkan satuan waktu yang elementar yaitu chronos prootos artinya waktu yang pertama. Chronos protos sebenarnya hanya merupakan jangka waktu relative, sebab panjangnya yang sesungguhnya ditentuka oleh tempo musik.
Metrum Yunani belum menyatakan sesuatu tentang kualitas atau dinamika dari masing masing suku kata, tetapi hanya membedakan panjang pendeknya nada saja.

C.      MASA KLASIK DAN HELENISME (500-30 SM)

Pada masa ini sudah terdapat pantomim. Pantomime ini memiliki arti sendiri dalam gerakannya yang lembut dan dramatis. Ini menunjukan adanya perubahan yang dialami karna isinyanyian serta iringan diubah dalam bentuk gerakan dan ucapan.
Paduan suara  mempunyai peran dalam drama yang bermusik. Bagian dengan paduan suara seimbang dengan bagian dialognya. Akhirnya paduansiara dibatasi oleh Euripides. Jadi paduan suara hanya saat di perlukan saja. Dan lama-lama peran dari paduan suara pudar.
Mula-mula paduan suara itu terdiri dari 45 orang, yang kemudian dikurangi menjadi 15 orang. Sebagai kepala paduan suara adalah seorang ang disebut koryphe, iyalah orang yang memberi nada pertama dan memimpin. Nyanyian untuk paduan suara adalah silabis.
Jumlah alat music yang digunakan pada zaman ini juga sangat banyak macannya. Contohnya:
1.       Xidixis
2.       Chelys (testudo)
Lyra yang mempunyai kotak gema dan berbentik kura kura
3.       Barbiton dan pektis
Lyra yang disandan menggunakan sebuah sabuk lebar yang bersulamkan benang benang emas dengan indahnya dan tangan kanan memegang plectrum yaitu alat petik untuk memainkan lagu sisipan jika dimainkan secara instrumental saja
4.       Phorominx
Berbentuk kithara yang besar
5.       Psalter
Lyra panjang yang ditentukan olrah panjannya dawai dan diperkirakan mempunyai nada yang rendah

6.       Mogadis dan trogonon
Mogadis dawainya ditala dengan nada yang sama atau dengan oktafnya sedangkan trogonon dikenal sebagai pengganti harpa Yunani.
7.       Aulos
Alat tiup yang terbuat dari kayu dengan bentuk yang mirip clarinet atau hobo  dan cara meniupnya sama dengan clarinet atau hobo.


                Kebudayaan Yunani tidak hany terbatas pada bidang musik saja melainkan menunjukan kesempurnaan pada bidang ilmu pengetahuan. Ilmupengetahuan yang paling abstrsak adanalah ilmu filsafat. Maka dari itu tidak heran jika pada masa keemasan kebudayaan Yunani ditemukan filsuf-filsuf yang membahas tentang keindahan musik. Tokoh filsafat yang mengajarkan musik Yunani klasik adalah:  Plato, Aristoteles dan Aristoxenos.

INTERVAL PYTHAGORAS

Pythagoras sangat mempercayai bahwa angka 10 adalah angka yang sempurna. Maka menurut, kepercayaan Pythagoras 1+2+3+4 = 10. Maka hasilnya adalah angka yang sempurna.  Seperti yang ada pada gambar berikut :





Terdapat gambar tetratycs. Tetratycs ini digunakan oleh Pythagoras sebagai pembagian senar pada monochord. Ratio pada interval monochord ini, didasari oleh Tetratycs yang dianggap memiliki angka sakral.












Pada gambar tersebut terdapat pembagian dawai berdasarkan Tetratycs. Pada dawai pertama, terdapat 1 gelombang yang dapat dikatakan 1:1 yaitu nada sesungguhnya. Lalu pada dawai kedua, terdapat  2 bagian yang berbandingan dengan 1 dawai pada dawai pertama. Maka rasionya adalah 2:1 yang memiliki interval oktaf dari nada sesungguhnya. Pada dawai yang ketiga, terbagi menjadi 3 bagian yang berbanding dengan  2 bagian pada dawai kedua. Maka rasionya adalah 3:2 dan memiliki interval lima atau biasa disebut fifth perfect. Dan selanjutnya pada dawai keempat, dibagi menjadi 4 bagian dawai yang dimana berbandingan dengan pembagian pada dawai ketiga yaitu 3. Maka rasionya adalah 4:3 yang diketahui sebagai interval empat atau forth perfect.
 Berikut adalah perhitungan mengenai rasio dari interval nada dengan menggunakan Tangganada C Major Diatonic:

                                                              i.      Second
Diketahui        : fifth = 3:2
Ditanya           : (D-E)
Jawab              :
(D-E’) = (D-A) x (A-E)
= 3/2 x 3/2
= 9/4
(D-E)   = (D-E’) : (E-E’)
                                          = 9/4 : 2
                                          = 9/4 x 1/2
                                          = 9/8

                                                            ii.      Sixth
Diketahui        : fifth = 3/2 ; second = 9/8
Ditanya           : (D-B)
Jawab              :
(D-B)   = (D-E) x (E-B)
                                          = 3/2 x 9/8
                                          = 27/16


                                                          iii.      Seventh
Diketahui        : fifth = 3/2 ; third = 5/4
Ditanya           : (C-B)
Jawab              :
(C-B)   = (C-G) x (G-B)
                                          = 3/2 x 5/4
                                          = 15/8

                                                          iv.      Fourth
Diketahui        : octave = 2/1 ; fifth = 3/2
Ditanya           : (D-G)
Jawab              :
(D-G)  = (D-D’) : (G-D’)
                                          = 2/1 : 3/2
                                          =2/1 x 2/3
                                          = 4/3
     
                                                            v.      Major Third
Diketahui        : second = 9/8
Ditanya           : (C-E)
Jawab              :
(C-E)   = 9/8 x 9/8 = 81/64

                                                          vi.      Minor Third
Diketahui        : fourth = 4/3 ; second = 9/8
Ditanya           : (D-F)
Jawab              :
(D-F)   = (D-G) : (F-G)
                                          = 4/3 : 9/8
                                          = 4/3 x 8/9
                                          = 32/27
     
                                                        vii.      Minor Second
Diketahui        : minor third = 32/27 ; second = 9/8
Ditanya           : (E-F)
Jawab              :
(E-F)    = (D-F) : (D-E)
                                          = 32/27 : 9/8
                                          = 32/27 x 8/9
                                          = 256/243

Rasio yang akan selalu digunakan jika nada naik kuint adalah 3:2 dan jika turun satu oktaf adalah 2:1

MONOCHORD PYTHAGORAS

Suatu hari, Pythagoras sedang mengunjungi Blacksmith Shop. Di toko tersebut, ia mendengarkan suara palu di pukul ke suatu benda besi. Ia mendengarkan hasil suara yang berbeda-beda ketika palu dan benda besi tersebur berbenturan. Ia mendengar ada nada disonan dan ada nada konsonan ketika besi-besi tersebut di pukul.
Dan ia mulai melakukan percobaan. Awalnya percobaan yang Ia buat adalah membuat pemukul dengan ukuran yang berbeda. Ia mencoba memukul dengan pemukul yang berbeda ke satu besi yang sama. Ternyata bunyi yang dihasilkan sama. Lalu selanjutnya, Ia membuat dengan mengganti besi yang akan di pukul. Ia memukul dengan satu pemukul ke besi yang berbeda-beda ukuran. Ternyata benar bunyi yang dihasilkan berbeda.

Setelah percobaan tersebut, Pythagoras membuat alat musik yang bisa digunakan untuk tuning, yaitu monochord.  Monochord adalah alat yang berbentuk kotak dengan lubang ditengahnya dan memiliki satu dawai senar untuk dipetik dan mengeluarkan nada. Nada yang dihasilkan oleh monochord berbeda-beda. Monochord memiliki rasio tertentu untuk menentukan panjang senar yang akan dimainkan dan berpengaruh untuk interval (jarak) nada.

432 Hertz


Dapat kita ketahui bahwa angka presesi terbaik adalah 25.920 tahun karena harmoni atau musik dari planet atau alam semesta memberitahu kita berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan revolusi atau full earth cycle melalui langit malam 12 dari zodiak. Jika 25.920 dibagi 60 (angka yang menyatakan waktu seperti detik per menit) hasilnya merupakan 432. Seorang manusia terkondisi memiliki hati yang berdetak sekali per detik, 60 per menit, 3600 ketukan per jam, dan 86.400 denyut per hari. Angka ini sama dengan diameter matahari adalah 864.000 mil (2 x 432). Diameter bulan adalah 2160 mil (432/2).
Siklus penuh 360 derajat membutuhkan 360 X 72, atau 25.920 tahun. Tapi revolusi alam Bumi di sekitar matahari dan porosnya sendiri menggambarkan pola perturbasi yang kompleks. Sudah lama diketahui bahwa salah satu periode osilasi kira-kira setiap 432 hari, sementara yang lain - terkait dengan variasi tekanan atmosfer - berlangsung sekitar satu tahun.
Angka 432 ini kemudian menjadi angka yang cukup sacral. Dari system phytagoras, angka ini  menuntun kita kepada instrument seperti Tibetan bowl dan seruling kuno yang pada dasarnya memiliki system tuning A=432. Pythagoras tidak menghitung angka-angka ini berdasarkan getaran per detik sehingga menarik bahwa keduanya sesuai di dalam sistem itu.
Phytagoras berkata bahwa geometri dan matematika merupakan kunci dari segala aspek kehidupan. Untuk saat ini, mari kita lihat dalam aspek 2 dimensi seperti, Lingkaran, segitiga, persegi, dan pentagon selalu menambahkan angka yang sama saat menambahkan angka-angka itu dari sudut derajat untuk bentuk tertentu.
Sebagai contoh, jumlah total dari ketiga sudut interior sebuah segitiga selalu 180. Untuk persegi dan lingkaran, itu 360. Untuk pentagon, itu adalah 540. Hexagonal adalah 720. Sebuah heptagon tujuh sisi adalah 900. Sebuah oktagon adalah 1080. Mereka kebetulan berada dalam kelompok numerik yang sama dengan 432. Dan, jika ditambahkan bersama-sama, mereka semua menambahkan hingga sembilan, seperti 432 (4+3+2 =9, sama seperti 7+2+0=9 ataupun 1+0+8+0=9). Dan sekarang, tambahkan angka-angka ini sebagai siklus getaran (Hertz): 180 = F #, 360 = F # a oktaf lebih tinggi, 540 = C # yang kelima lebih tinggi, 720 = F # pada oktaf berikutnya, 900 = A # untuk menyelesaikan triad utama dan akhirnya, 1080 = C # . Semua nomor ini menambahkan akord Major F-sharp (3600).
Hal ini dikembangkan lagi oleh Plato, dari ilmu dua dimensi menjadi tiga dimensi. Melihat sudut yang ditemukan dalam bentuk ini, kemudian menambahkannya dan membandingkannya dengan nada musik, kita dapatkan: Tetrahedron = 720 (F #), Octahedron = 1440 (F #), kubus = 2160 (C #),  dan Icosahedron = 3600 (A#). Sekali lagi, akor Major F-sharp lainnya. (1440+2160=3600).

Geometri suci; Saat mengambil nomor dari lingkaran ini dan menambahkan keduanya, Anda mendapatkan angka berikut: satu lingkaran = 360 derajat (F #), dua lingkaran = 720 (F #), tiga lingkaran = 1080 (C #), empat lingkaran = 1440 (F #), lima lingkaran = 1800 (F #) dan lingkaran keenam = 2160 (C #) (setengah dari 4320).

PERKEMBANGAN MUSIK MESIR



            Pada awalnya, pada peradaban musik Mesir Kuno, Musik berperan penting dalam kehidupan masyarakat Mesir. Musik di Mesir memiliki banyak konteks yang tidaklah sama, contohnya seperti musik untuk kuil, musik istana, musik lokakarya, musik di peternakan, medan perang dan pemakaman. Musik juga merupakan bagian dalam pelaksanaan ibadah di era Mesir kuno, sehingga tidak mengherankan bahwa ada dewa khusus yang berhubungan dengan musik, seperti Hathor dan Bes.
            Alat musik pertama kali yaitu, pada masa Firaun, alat musik perkusi, alat musik tiup, dan alat musik dawai. Yang termasuk dalam alat musik perkusi adalah ketipung, pauken, tambur, dan sistrum. Jika tidak terdapat alat perkusi, maka masyarakat akan membawakan irama lagu dengan bertepuk tangan.. Dan ada alat musik tiup yaitu seruling ganda dan seruling tunggal. Dan alat music dawai yaitu Harpa, Lyra, dan Lute.
            Pada musik mesir kuno, masyarakat belum mengetahui adanya harmoni lagu. Seandainya mereka mengetahui harmoni, mereka hanya mengenal ganda suara yang terbatas, pada interval oktaf, kuint, dan kuart.
            Pada Masa Selanjutnya, Musik Mesir pada abad pertengahan, sudah mulai berkembang. Mulai muncul alat musik berbentuk seperti gitar yang di mainkan oleh seorang wanita. Disebutkan bahwa gitar tersebut merupakan gitar warisan yang berasal dari kata dalam Arab yang bernama qitara, alat musik yang dibawa ke Spanyol oleh orang Moor pada abad ke-10.
            Pada selanjutnya, zaman Reinaissans, musik mesir telah terpengaruh oleh musik Eropa serta banyaknya perisiwa ekonomi, politik, dan sebagainya yang memperngaruhi perubahan gaya menulis lirik lagu. Dan musik mesir terpengaruh dengan model music arab dan western.
            Pada Era Modern, Sejak 1970-an, musik pop Mesir telah menjadi semakin penting dalam budaya Mesir, khususnya di kalangan penduduk muda yang besar di Mesir. Musik rakyat Mesir sering dimainkan dalam acara pernikahan dan perayaan tradisional lainnya.  Pada abad ke-20, Mesir telah memperlihatkan perkembangan musiknya. Musik Arab berkembang dengan melahirkan salah satu aliran yang bernama Folk (musik rakyat).

Musik tradisi rakyat ini masih terjaga dan terdapat di daerah pedesaan di Mesir, Nubia, serta di daerah kalangan masyarakat Arab Berber Badui. Campuran dari musik folk dan pop pun berkembang dan juga telah menjadi hits dalam industri musik di Kairo. Selain itu, musik di Mesir juga berkembang di gereja-gereja coptic. Musik jenis ini merupaka musik hymne yang berirama dengan instrumen seperti simbal, dan alat musik segitiga. Aliran musik ini adalah aliran musik yang sudah bertahan dari zaman Mesir kuno, yang beberapa melodinya diidentifikasi dan diberi label sebagai melodi dari Suriah dan Byzantium.

Selasa, 23 Januari 2018

LES PRIVAT JAKARTA, BEKASI, DEPOK DAN SEKITARNYA





MASIH CARI PRIVAT??

MAU LES MUSIK DIRUMAH?


KAMI 

LA PALOMA MUSIC COURSE


MEMBUKA KELAS UNTUK PRIVAT DI RUMAH 

DAERAH JAKARTA,  BEKASI, DEPOK DAN SEKITARNYA


PIANO | GITAR | VOKAL | VIOLIN


SEGERA HUBUNGI:

0895636032258 (SMS/WA)

WEBSITE:
lapalomamusiccourse.blogspot.com


INSTAGRAM:
 @lapalomamusic

TWITTER:
@lapalomacourse

Sabtu, 20 Januari 2018

LES PRIVAT MUSIK DI JAKARTA, DEPOK, BEKASI DAN SEKITARNYA



HAI HAI 


Bagi kamu yang mau les privat di rumah 

dengan harga yang terjangkau

AYO BURUAN DAFTAR 

ke 

La Paloma Music Course

disini kita menyediakan les 



Piano


Vokal


Biola


Gitar

dengan biaya yang sangat terjangkau

kalian sudah tidak perlu memikirkan tentang ongkos lagi

cukup menunggu di rumah

dan guru akan datang 







KURSUS PIANO, VOKAL, BIOLA, DAN GITAR GURU DATANG KE RUMAH SISWA






Ingin Kursus musik tetapi malas datang ke tempat Kursus?

Mau privat di rumah?

La Paloma Music Course punya solusinya.





keuntungannya :

1. Harga terjangkau

2. Guru datang kerumah

3. Pendaftaran Melalui Whatsapp/SMS

4. terpercaya

5. Waktu lebih fleksible

6. dapat mengikuti Concert yang diadakan oleh La Paloma Music Course

7. Teacher Ramah dan Profesional